 |
| Ketua Ormas Cobra, Deddy Supriadi |
Kota Cimahi
polkrim-news.com || Perusakan alat peraga kampanye (APK) pada pilkada serentak 2024, marak terjadi di sejumlah sudut Kota Cimahi belakangan ini. Terlihat sejumlah APK pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi bahkan hingga Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat tak luput dari perusakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Tak pelak, hal tersebut memicu ketegangan banyak pihak khususnya di kalangan para pendukung Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi yang bergantian melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Cimahi.
Ketua Umum Ormas Cobra (Commando Baros Ranger), Deddy Supriadi menjelaskan kerusakan APK Pilkada di Kota Cimahi ini terjadi secara masif dan serentak, tentu saja hal ini dapat memicu kekhawatiran tergadap adanya sabotase yang terorganisir. Namun tentu saja untuk meredam persoalan dan menjaga kondusifitas di Kota Cimahi Deddy meminta kepada semua pihak untuk menahan diri.
"Kita tidak bisa saling menunjuk hidung kepada pihak lain yang melakukan perusakan APK, pasalnya hal ini ada mekanismenya, diperlukan bukti-bukti yang cukup untuk itu, ini demi keamanan dan ketertiban bersama, meskipun tindakan seperti ini jelas merupakan tindak pidana pemilu sesuai pasal 280 ayat (1) huruf G, UU nomor 7 tahun 2017 dan pelakunya dapat dikenai sanksi penjara paling lama 2 tahun serta denda paling banyak Rp 24 juta," kata Deddy di Leuwigajah, Kamis (24/10/2024).
Tanpa alat bukti yang cukup, kata ia kita semua jangan terpancing dan membuat situasi semakin keruh, lantaran hal ini dapat memicu bentrokan di Kota Cimahi yang penduduknya Heterogen dan dinilai sebagai miniaturnya Indonesia jika semua pihak tidak bertindak hati-hati. Karena mungkin saja ini ulah para pihak yang tidak menginginkan terjadinya pemilu damai di Cimahi.
"Siapa tahu, pelaku perusakan ini bukanlah simpatisan atau tim pemenangan salah satu paslon saja, melainkan pihak-pihak yang tidak ingin Pilkada berjalan damai, atau mungkin juga lokasi pemasangan APK yang kurang tepat sehingga dianggap mengganggu atau menghalangi, hingga terjadi perusakan," ujarnya.
 |
| APK Rusak di Sejumlah Tempat Di Kota Cimahi |
Lebih jauh, kata Deddy bisa saja perusakan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang memandang apatis pesta demokrasi lima tahunan ini.
"Menurut saya, indikatornya ialah yang dirusak ini tidak hanya salah satu paslon saja, dan itu tidak hanya terjadi pada paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi saja, APK Paslon Gubernur saja rusak di beberapa tempat, mau bilang apa?," tutur Deddy.
Deddy menambahkan sebaiknya agar semua pihak tidak menambah ketegangan dan kepada para pendukung paslon, solusinya sederhana dengan mengganti saja dengan APK yang baru.
"Ganti saja (APK rusak) dengan APK yang baru, demi meredam ketegangan, tentu saja tanpa mengenyampingkan proses hukum para pelaku perusakan jika tertangkap tentu harus ditindak tegas dan dihukum, karena jelas ada pihak-pihak yang dirugikan atas perusakan ini," ucapnya.
Terakhir, lanjut Deddy tindakan perusakan merupakan perbuatan yang sangat tercela dan ciri jika masyarakat Cimahi belum dewasa dalam berdemokrasi, motif apa dibalik itu semua pihaknya belum tahu, namun, sebagai warga Cimahi yang mencintai kerukunan, maka jelas pihaknya sangat mengutuk Perbuatan itu.
"Potensi nengadudomba antar pendukung paslon sangat rentan terjadi di Kota Cimahi, saya menghimbau jangan terprovokasi dengan prilaku oknum perusak. Dalam waktu dekat kami seluruh jajaran Pengurus dan angota Ormas Cobra akan turun untuk mencegah perusakan APK kembali terjadi sebelum situasi semakin panas, saling menuduh dan terjadi bentrokan yang tidak diharapkan, mari kita sama-sama jaga dan kawal demokrasi yang bermartabat di Kota Cimahi," tambahnya. (eri)
Posting Komentar