Perihal Tawuran Pelajar SD Negeri di Cirebon, ini kata Ade Kandar Kabid SD Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon

Ade Kandar Kabid SD Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, (foto:Arief, 28/11) 

Kabupaten Cirebon, 

Ade Kandar menjawab "sebetulnya tidak ada kekurangan tenaga pelajar di dua sekolah tersebut. Ada sekitar 10rb lebih Guru PNS di Kabupaten Cirebon, itu belum ditambah dengan Guru honorer. Idealnya sekolah SD itu memiliki 6 Guru kelas atau walikelas, satu guru PJOK, satu guru PAI dan satu Kepala Sekolah. Dan di dua sekolah tersebut semuanya terpenuhi," jelasnya.

polkrim-news.com || Fakta tawuran siswa SD yang terjadi di dua Desa yaitu desa Wanasaba Kidul dan desa Wanasaba Lor menjadi preseden buruk dan juga mencoreng dunia pendidikan di Kabupaten Cirebon.

Pasalnya, Kabupaten Cirebon sudah dikenal jika para pelajarnya sering melakukan tawuran di tempat umum baik pada jam sekolah maupun diluar jam sekolah. Dan yang sering terjadi banyak tawuran dilakukan di jalan umum hingga meresahkan pengguna jalan.

Parahnya tren pelaku tawuran bukan hanya dilakukan oleh para pelajar tingkat SLTA atau SMP, bahkan baru-baru ini beredar video viral di medsos tawuran yang dilakukan oleh para pelajar SD.

Ade Kandar Kabid SD Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon pada saat ditemui oleh awak media mengatakan perihal adanya tawuran yang dilakukan oleh para pelajar SD di kecamatan Talun sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

"Setelah video itu viral, kami dari Disdik langsung memberikan pembinaan kepada Kepala Sekolah dan jajaran guru terkait. Kami arahkan agar segera diberikan ruang untuk dipertemukan para pihaknya di diselesaikan secara kekeluargaan. Juga kita lakukan evaluasi agar peristiwa yang sama tidak terulang lagi," ujarnya kepada awak media disela-sela kesibukannya, Selasa (28/11/2023).

Pada saat awak media menanyakan, apakah tren tawuran ini disebabkan karena kurangnya kontrol dan pengawasan Guru yang disebabkan minimnya tenaga pengajar di Kabupaten Cirebon khususnya disekolah tersebut?

Ade Kandar menjawab "sebetulnya tidak ada kekurangan tenaga pelajar di dua sekolah tersebut. Ada sekitar 10rb lebih Guru PNS di Kabupaten Cirebon, itu belum ditambah dengan Guru honorer. Idealnya sekolah SD itu memiliki 6 Guru kelas atau wali kelas, satu guru PJOK, satu guru PAI dan satu Kepala Sekolah. Dan di dua sekolah tersebut semuanya terpenuhi," jelasnya.

Kemudian, kita ketahui bahwa belum lama Pak Bupati telah melakukan seleksi di Hotel Avita dalam rangka perekrutan kebutuhan tenaga pengajar di kabupaten Cirebon melalui jalur PPPK.

"Untuk saat ini perekrutan tenaga honorer guru kan distop dulu. Karena dalam perekrutan kemarin yang sudah lulus dan akan dilantik pada Desember tahun ini sekita 1804 tenaga PPPK. Nah itu untuk mengisi kebutuhan Tenaga Pengajar kita," paparnya.

Artinya kebutuhan Tenaga Pengajar kita akan tercukupi. Hanya memang lanjut Ade, pihaknya mengakui dari dua sekolah ini unsur pengawasan dan kontrol siswanya ini yang mesti dievaluasi kembali. Oleh karena itu dilakukan pembinaan dan evaluasi dalam rangka peningkatan kinerja.

"Kita akui itu, maka kita evaluasi untuk menanggulangi peristiwa itu berulang. Dan kita memang mengakui kesibukan para guru dalam KBM cukup tinggi," ucapnya.

Diakhir wawancaranya, Ade Kandar berharap agar hal seperti ini tidak terulang kembali dan juga agar Tenaga Pengajar Honorer yang ada di Kabupaten Cirebon bisa segera diangkat menjadi PNS, baik melalui Jalur seleksi ASN atau PPPK.

Angga Permana, S.Pd., M.Pd., Kepala Sekolah SDN 1 Wanasaba Lor, (foto: Arief, 28/11).

Sementara itu ditempat yang berbeda Angga Permana, S.Pd., M.Pd., Kepala Sekolah SDN 1 Wanasaba Lor mengungkapkan fakta yang telah terjadi pada anak didiknya tersebut kepada awak media.

"Sebenarnya tidak ada tawuran apalagi perkelahian melainkan adanya kejadian "Perundungan". Sebab siswa dari sekolah kami tidak melakukan perlawanan. Maka dari itu, posisi kami adalah sebagai korban perundungan," kata Angga yang baru menjabat 1 tahun di SDN 1 Wanasaba Lor.

Namun semuanya sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Bahkan para pihak wali murid pada saat perdamaian disaksikan oleh pihak kepolisian Sektor Talun.

Kemudian dari Disdik Kabupaten Cirebon melalui Kabid SD sudah melakukan pembinaan dan evaluasi terkait masalah ini.

"Alhamdulillah sudah selesai. Sekarang kita mencoba untuk meningkatkan kontrol dan pengawasan kepada para siswa khususnya pada jam istirahat agar peristiwa itu tidak terulang lagi," ujar Angga yang dinobatkan menjadi Kepala Sekolah termuda dengan usia 36th.

Dirinya berharap agar peristiwa ini tidak terulang kembali. Dan juga untuk para wali murid agar bisa bekerja sama untuk sama-sama mengawasi prilaku masing-masing anak dalam rangka untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama, juga sama-sama menjaga nama baik sekolah kita ini. (Arief)

0/Post a Comment/Comments

TOTAL VISITS :

POLKRIM | Portal Media Online Nasional
POLKRIM | Portal Media Online Nasional

TABLOID NASIONAL POLKRIM

POLRI PRESISI

POLKRIM | Portal Media Online Nasional

STOP PUNGLI

POLKRIM | Portal Media Online Nasional
PUNGUTAN LIAR