Bandung Barat, Jawa Barat.
polkrim-news.com || Musibah keracunan yang menimpa siswa SDN Jati di Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menewaskan 1 orang dari 34 siswa yang menjadi korban.
Kejadian yg cukup menghebohkan ini berawal saat mereka usai menyantap makanan olahan cimin dari pedagang keliling, Kamis (28/9/2023).
Saat ini para siswa korban keracunan makanan menjalani pengobatan intensif di empat fasilitas kesehatan yakni Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan, Rumah Sakit Kartini, Puskesmas Saguling, dan Klinik Assyidha. Sementara sebagian yang lain menjalani pengobatan secara mandiri di rumah masing-masing.
"Yang ditangani Puskesmas Saguling itu ada 16 orang, rawat jalan 11 orang, dirawat di Rumah Sakit 7 orang, dan satu lagi meninggal punya penyakit penyerta korbid, riwayat kontrolnya ke RSHS,” Kata Kepala Puskemas Burhan.
Masih menurut Burhan, para siswa mengalami muntah-muntah dan diare.
“Sebenernya dari siang yang datang ke Puskesmas udah ada timbul gejala-gejala, dengan gejala ringan. Muntah-muntah itu sampai dini hari,”tutur Burhan.
Diduga kuat penyebab keracunan makanan tersebut berasal dari olahan aci. Untuk memastikanya tekal diambil sample untuk diuji lab.
“Sudah diambil untuk uji lab, olahan aci dari cimin itu dan bumbu pedasnya yang dipakai,” katanya.
Sementara itu, Camat Saguling, Kemal Adiyaksa, mengatakan belum bisa memastikan penyebab keracunan tersebut. Jajanan olahan aci cimin baru dugaan sementara dari hasil keterangan korban. Untuk memastikan penyebabnya, sample makanan akan diuji lab.
"Dugaan sementara dari jajanan Cimin dari penjual keliling, tapi kita masih menunggu hasil lab untuk kepastian penyebabnya,” katanya.
Kemal juga menyebutkan pihaknya sudah mengantungi identitas penjual cimin tersebut.
“Identitas penjual sudah kita dapatkan dan akqn segera ditindaklanjuti," katanya.
Bahkan saat ini pihaknya juga sedang menunggu perkembangan dari rumah sakit serta puskesmas untuk mengetahui kondisi korban lebih lanjut. Selain itu pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menguji sampel makanan.
“Sekarang penanganan masih terus berjalan. Kami bersama pihak Puskemas dan Dinas Kesehatan update terus kondisinya. Kita berdoa, mudah-mudahan jumlah korban tidak bertambah,” pungkasnya. (K12)
Posting Komentar