Sumber : Jurnalis Sukabumi | Editor : Arief Yolando
ODGJ Di Kabupaten Sukabumi Bertambah Pasca Pandemi Covid - 19
Kab. Sukabumi, Jawa Barat.
polkrim-news.com || Jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), baru di Kabupaten Sukabumi dalam satu tahun ini meningkat. Berdasarkan penelusuran wartawan di lapangan, salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi pasca pandemi Covid -19.
Tingginya lonjakan ODGJ baru ini, terlihat dari kunjungan pasien dibeberapa puskesmas Kabupaten Sukabumi.
Umumnya petugas puskesmas mengaku, kekurangan obat untuk ODGJ. Pasalnya jumlah ODGJ terus meningkat melebihi target layanan, dan stok obat yang tersedia.
Seperti di Puskesmas Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, dalam tiga bulan terakhir penderita ODGJ terus bertambah.
Melonjaknya jumlah ODGJ di puskesmas tersebut berdampak pada stok persediaan obat.
Penanggung jawab penyakit jiwa di Puskesmas Gunungguruh Enday Sundar mengatakan, stok obat untuk ODGJ kekurangan karena ada ada peningkatan ODGJ baru.
Enday menjelaskan, dari target penanganan 53 orang pertahun, realisasinya sampai saat ini, sudah melebihi target yaitu mencapai 60 orang lebih.
" Sebagian terpaksa kita rujuk ke Rumah Sakit, terdekat karena kekurangan obat. Biasanya di bawa ke RSUD Bunut karena obatnya selalu tersedia," jelasnya.
Lebih lanjut Enday mengungkapkan, meningkatnya jumlah ODGJ, di wilayah Kecamatan Gunungguruh, umumnya karena faktor ekonomi pasca pandemi Covid -19.
" Mayoritas laki - laki, usia rata rata 30-45 tahun (usia produktif). Mereka karyawan swasta, yang kehilangan pekerjaan, terlilit hutang. Ada juga yang mantan TKW" ungkap Enday.
Kendati kekurangan stok obat, pihak puskesmas terus melakukan kunjungan ke rumah pasien seminggu sehari. Meberikan edukasi, dan pendampingan pada pasien, maupun keluarganya.
Sementara Kepala Sub Unit Penanggulangan ODGJ Dinkes kab Sukabumi, Reni saat dihubungi melalui sambungan WhatsApp, mengaku belum ada catatan peningkatan ODGJ untuk tingkat Kabupaten Sukabumi.
" Kami belum menerima laporan adanya pengikatan ODGJ yang disebakan pandemi Covid 19. Baru bulan depan Puskesmas meberikan laporan tahunannya. Nanti kita bisa lihat setelah semuanya melaporkan," ujar Reni. (Ba)
Posting Komentar